''Kayu cair'' gantikan plastik konvensional

on Saturday, February 28, 2009



Tidak dapat disangkal, plastik yang terbuat dari polypropilene, hingga saat ini masih banyak digunakan. Salah satu alasannya adalah harganya yang murah dan tahan lama. Tetapi tidak banyak orang menduga bahwa biaya yang diakibatkannya jauh lebih mahal.

Plastik memang tahan lama, hingga bakteri pun tidak sanggup untuk menguraikannya. Akibatnya, diperkirakan hingga kini sampah plastik telah menutupi samudera Pasifik seluas 2.589.988,110 km2.

Ironi. Setelah hampir satu setengah abad lebih ( tepatnya pada 1839 ) ditemukan, kini para ilmuwan berusaha mencari penggantinya, ketika mulai disadari bahaya yang bisa ditimbulkannya. Mereka mengalihkan perhatiannya untuk mendapatkan plastik yang bisa didaur ulang, bisa diperbarui dan juga terbuat dari bahan yang melimpah sehingga tidak menjadikannya mahal.

Hampir 40 tahun yang lalu, ilmuwan-ilmuwan di Amerika Serikat memulai melepaskan diri dari ketergantungan terhadap plastik. Meski akhirnya mereka harus menyerah pada tahun 1990an, ketika lignin, bahan alam yang terdapat dan memberi kekuatan pada pohon, belum bisa diubah menjadi seperti plastik.

Sementara banyak ilmuwan mencari alternatif lain, sebuah perusahaan Jerman, Tecnaro, mengklaim telah menemukan formula ajaibnya. Tecnaro menamakan produknya sebagai "liquid wood", dan bisa dicetak seperti plastik sekaligus bisa didaur ulang. Riset terhadap lignin mulai menggeliat kembali.

Aboform, "kayu cair" yang dimiliki Tecnaro terdiri dari 50% lignin dan sisanya berupa serat dari kayu, serat rami dan beberapa bahan tambahan. Arboform sendiri terdiri dari butiran-butiran kecoklatan, yang jika dipanaskan akan meleleh. Kemudian isinya diberi tekanan tinggi hingga menjadi cetakan padat.

Menurut Benjamin Porter, ilmuwan di Tecnaro, Arboform ( yang telah dipatenkan )memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan plastik lain. Berdasarkan pada pengujian yang dilakukan di Franhoefer Chemical Institute, bahan tersebut bisa didaur ulang sebanyak 8 hingga 10 kali tanpa merusak karakteristik mekanis, seperti ketahanannya pada api yang relatif tinggi serta ketahanannya.

Meski demikian ada beberapa kekurangan Arboform. Semua versi Arboform lebih berat, lebih rapuh, dan lebih mahal dari plastik konvensional. Harga mahal tersebut tidak mempengaruhi penjualan produk tersebut. Arboform telah dijual ke beberapa negara seperti Australia, Brazil, Kolombia dan sebagian besar di Eropa, dimana masyarakatnya rela membeli produk-produk ramah lingkungan

1 comments:

chairuuu said...

pek pek,,